Senin, 22 Juni 2020

SOCIAL LIFE

MAHASISWA PERANTAU DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Hai, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, ikali ini saya mau berbagi perasaan dengan teman-teman pembaca sekalian (:
Semoga senang membaca (:

Saya, adalah seorang mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Indonesia, saya merupakan perantau di daerah kampus saya. Alat transportasi yang digunakan sebagai penghubung dengan daerah asal saya adalah Pesawat terbang, dan transportasi darat dengan jangka waktu tempuh ±2 hari 1 malam.

Saat pandemi ini dimulai, saya merasa putus asa. Kenapa? Karena, semua aktivitas terhenti. Terlebih, kami juga seorang mahasiswa perantau merasakannya lebih amat putus asa. Karena, selain pendidikan ; perekonomian keluarga kami juga ada yang terhambat. Sehingga, menuntut kami untuk berfikir. Jika tetap berada di daerah rantau ini, kami akan makan apa dan tidak bisa keluar rumah karena pandemi ini. Namun, ingin pulang uang tiketpun susah untuk di kirim. Satu-satunya cara adalah, tetap tenang dan mencoba bertahan dengan kecukupan yang ada. Dan bertawakal agar bisa melewati semua rintangan ini.

Namun, Allah berkehendak lain. Alhamdulillah, orang tua kami bisa menanggung biaya pulang kami. Sungguh, sangatlah bersyukur dengan kemudahan yang di berikan Allah SWT kepada kami. 

Untuk sesi feeling sharing kali ini, sampai di sini dulu (: Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

FITUR - FITUR SISTEM INFORMASI LABORATORIUM


Sistem Informasi Laboratorium adalah sebuah kelas dari perangkat lunak yang menangani  penerimaan,  pemrosesan   dan   penyimpanan   informasi  yang  dihasilkan   oleh proses laboratorium klinik. Sistem ini seringkali harus berinteraksi dengan instrumen dan sistem informasi lainnya seperti Hospital Information System (HIS). Disiplin ilmu yang mendukung Laboratory Information System (LIS) termasuk diantaranya yaitu hematologi, kimia, imunologi, bank darah (manajemen donor dan transfusi), mikrobiologi.
Operasi dasar yang dilakukan dalam LIS:
1. Mengurutkan registrasi
2. Menerima sampel
3. Mengirimkan sampel kepada pemeriksa
4. Memasukkan hasil pemeriksaan
5. Laporan laboratorium

LIS pada umumnya mendukung fitur - fitur sebagai berikut.
1. Registrasi pasien
2. Penyimpanan data registrasi ke database
3. Memproses sampel
4. Menyimpan hasil
5. Pembuatan laporan

Fitur - fitur tambahan yang akan dibuat :
1. Pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium melalui email dan SMS
2. Pembuatan berbagai jenis laporan yang dapat disesuaikan
3. Interface HL7
4. Pengecekkan sejarah pemeriks aan medis pasien

Health Level Seven Standards (HL7 Standards) adalah salah satu standar American National Standards Institut (ANSI), yang telah terakreditasi oleh Standards Developing Organizations (SDO) dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan. HL7 menghasilkan suatu framework berupa template struktur data  berdasarkan  Reference  Information  Model (RIM) yang berisi spesifikasi tabel dan field yang sesuai dengan kebutuhan sistem administrasi di klinik maupun rumah sakit secara spesifik.

Templates tersebut akan dijadikan sumber acuan standar bagi para pengembang aplikasi perangkat lunak. Templates ini menyediakan konsep atau struktur bagi suksesnya komunikasi antar manusia dalam suatu institusi maupun antar kelompok organisasi yang membutuhkan pertukaran informasi khususnya informasi dalam bidang medis.
Templates digunakan untuk merancang validasi atau verifikasi input data dalam suatu sistem medis. Selain itu templates mengarahkan dan mengatur informasi pada media
 
masukan data. Selain itu juga mendefinisikan kolom-kolom apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah data informasi, apa saja tipe data yang digunakan, nilai dari kolom-kolom tertentu.

Templates  juga  berguna  untuk   memastikan   keluaran apa saja yang dibutuhkan pada suatu sistem atau sub-sistem determine, contohnya apa saja yang perlu  di informasikan  berkenaan  dengan  deskripsi  hasil   tes   laboratorium, dan informasi apa   saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu para pengambil keputusan seperti dokter dan lainnya. Mari kita bahas satu persatu mengenai fitur fitur dengan melihat alur proses bisnis yang ada di laboratorium.


1. Pendaftaran Pasien
 

Kunci dari fitur ini adalah :
Mudah mengorder data pasien dari HIS
Label barcode
Memberi tanda pada data yang disorder dobel

2. Manajemen Spesimen
 
Kunci fitur dari manajemen spesimen adalah :
Dapat menggambarkan waktu kedatangan sampel
Otomatis mengurutkan sampel pada alat pemeriksaan
Memuat lis specimen berdasarkan status, kedatangan, sampel yang telah selesai maupun sampel yang ditolak.


3. Manajemen Hasil


Mampu memproses hasil dalam berbagai format baik angka maupun teks.
Otomatis muncul tanda panda hasil hasil yang abnormal.
Otomatis menginterpretasikan hasil dari data berupa angka kebentuk teks.

Pelaporan hasil lewat Web


Sangat mudah mencari data pasien dengan menggunakan berbagai akses seperti nama pasien, nomor lab, nomor rekam medis.






4. Manajemen Mutu

Pelayanan laboratorium mempunya peranan penting dalam pelayanan pasien di rumah sakit, hasil laboratorium diperkirakan memegang peranan sekitar 60-70% dalam hal keputusan rawat inap, pasien pulang, dan pengobatan. Pelayanan laboratorium yang efektif ditandai oleh 3 hal yaitu : preisi, akurat dan ketepatan waktu yang dinilai dengan turnaround time (TAT).
a. Turnaround time serimg digunakan oleh klinisi sebagai patokan performa atau indikator kinerja yang utama pada playnan laboratorium. TAT didefinisikan oleh profesional laboratorium klinik sebagai waktu yang diukur mulai dari specimen diterima di laboratorium sampai hasil dilaporkan. Para klinisi memberikan definisi yang berbeda yaitu mulai permintaan tes laboratorium sampai dengan hasil dilaporkan. Menurut Permenkes No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelyanan minimal (SPM) rumah sakit, yaitu waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertise, dengan standar waktu ≤ 14o menit untuk pemeriksaan kimia darah dan darah rutin. Sisstem informasi laboratorium dapat memberikan Anda fasilitas untuk melakukan pengukuran secara komputerisasi sehingga kesalahan pengambilan data dapat diminimalisasi. Berikut dapat dilihat tampilan TAT

b. Pemantapan Mutu Internal

Selain TAT faktor lain yang turut berperan dalam peningkatan mutu layanan laboratorium adalah pelaksanan pemantapan mutu internal dengan menjalankan quality control. Setiap hari kita harus memastikan bahwa alat yang akan kita pakai baik dengan menjalankan kontrol, hasil dari pelkasanaan kontrol ini akan langsung bisa ditampilkan di sistm informasi laboratorium. Peran anda sebagai TLM adalah melakukan validasi terhasil kontrol dalam kurva leavy jeanings dengan memperhatikan aturan westgard yang ada. Tampilan Quality Control dalam sistem informasi adalah sebagai berikut :




5. Manajemen Pelaporan Hasil
Sebagai seorang TLM selain pekerjaan tehnis, Anda juga harus mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium. Sistem Informasi Laboratorium memberi kemudahan bagi Anda untuk menarik data. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk pelaporan :
 



Penggunaan Sistem informasi Laboratorium mempunyai fasilitas untuk meningkatkan keamanan (security) dan penelusuran data (audit)
Pengaturan akses pengguna
Pengaturan hak akses dari masing masing pengguna
 
 


Setelah pembahasan di atas kita dapat membuat kesimpulan bahwa penggunaan Sistem
Informasi Laboratorium berguna untuk :
Sistem identifikasi pasien yang baik :Registrasi, Sistem barcode
Koneksi dengan alat-alat laboratorium
Tools untuk membantu pengambilan keputusan (kumulative, QC)
Statistik untuk memantau kualitas pelayanan (TAT, evaluasi kasalahan)
Sistem validasi berjenjang
Sistem audit trail


ANALISIS DAN PERANCANGAN SIL

BAGIAN II
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM


Sistem Informasi Laboratorium berperan didalam mengurangi terjadinya kesalahan dalam setiap proses yang ada di dalam laboratorium. Sebagai seorang TLM apa yang akan Anda lakukan jika manajemen meminta Anda untuk menganalisis kebutuhan pengadaan sistem informasi laboratorium ? 

Untuk menjawab hal tersebut diatas maka pada Bab ini kita akan membahas tentang analisis dan perancangansistem informasi laboratorium sebelum membahas lebih jauh mari kita samakan persepsi tentang Bab ini dengan melihat gambaran umum dari analisis sistem sebagai berikut :

Ketika kita sakit, dokter akan meberikan obat sebagai alat untuk menyembuhkan. Ketika kendaraan kita mengalami masalah, bengkel akan mengirim tehnisi untuk memperbaikinya. Jika perusahaan menginginkan aktivitas usahanya bekerja dengan lebih produktif dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih baik, maka komputer dijadikan andalan untuk memecahkannya. Jadi obat, teknisi dan komputer adalah alat yang dapat memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. Dalam suatu sistem yang lebih kompleks, seperti sistem informasi manajemen dalam suatu organisasi atau perusahaan, maka masalah yang timbul pun akan lebih kompleks lagi, karena satu saja subsistem mengalami masalah akan berakibat pada aktivitas subsistem yang lainnya.
Dalam proses perancangan sistem informasi, keberadaan analisis menjadi sangat sentral dan strategis, karena hasil analis yang tepat dan baik, akan mebuat perancangan menjadi lebih mudah dan hasil perancangan sistem jug dapat mudah diterima oleh pengguna.

Bagian ini menyajikan 3 topik bahasan yaitu :
  • Topik 1. Gambaran Umum Analisis dan Perancangan Informasi
  • Topik 2. Proses Bisnis di Laboratorium
  • Topik 3. Pemilihan Model Pengembangan Sistem Informasi Laboratorium
 
Secara rinci, materi yang akan dibahas ini adalah :
1. Pemilihan metodologi pengembangan sistem informasi laboratorium
2. Tahapan analisis dan perancangan sistem informasi laboratorium
3. Definisi proses bisnis
4. Alur proses bisnis laboratorium
5. Gambaran umum sistem informasi laboratorium
6. Fitur-fitur sistem informasi laboratorium


Topik 1
Gambaran Umum Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
 

Menurut Fahmi Hakam (2016 : 113), analisis dan perancangan sistem informasi adalah suatu pendekatan yang sistimatis dan terarah, untuk mengidentifikasikan masalah dan kebutuhan,serta tahap perancangan Sistem Informasi Laboratorium, sehingga nantinya sistem informasi yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari pengguna. Secara umum tujuan analisis dan perancangan sistem informasi adalah :

1. Identifikasi masalah

Sebagai seorang TLM Anda harus dapat mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan laboratorium. seperti mengganggu alur proses. Misalnya anda menemukan permasalahan yang mengganggu alur proses sebagai seorang TLM yang Anda lakukan membuat model penentuan akar masalah lalu lakukan skoring sehingga didapatkan permasalahan yang mengharuskan laboratorium tempat Anda bekerja menggunakan sistem informasi laboratorium
sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Hal ini penting dilakukan dan dibicarakan dengan jajaran manajemen.

2. Identifikasi arus data dan arus informasi,

3. Perancangan sistem informasi
Dalam kegiatan ini urutan dari setiap proses atau tahapan menjadi sangat penting, karena nantinya akan sangat menentukan hasil yang dicapai. Proses identifikasi masalah, kebutuhan dan kesiapan sistem, akan menjadi faktor kunci yang akan memudahkan seorang pengembang dalam merancang sebuah sistem informasi.

Dalam proses perancangan sistem informasi, keberadaan analisis menjadi sangat sentral dan strategis, karena hasil analis yang tepat dan baik, akan mebuat perancangan menjadi lebih mudah dan hasil perancangan sistem jug dapat mudah diterima oleh pengguna.Dari pembahasan tentang gambaran umum analisis dan perancangan sistem informasi dapat kita simpulkan bahwa begitu pentingnya analisis ini dilakukan.


A. PEMILIHAN METODELOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pemilihan dan penentuan metode pengembangan sistem sangat diperlukan, sebelum proses atau kegiatan perancangan sistem dimulai. Metode yang akan dipilih menjadi sangat penting, karena akan mempengaruhi tahapan proses, waktu dan biaya yang direncanakan. Dalam memilih metode pengembangan sistem informasi, pimpinan dalam sebuah organisasi harus mempertimbangkan beberapa aspek yaitu waktu yang dibutuhkan, biaya yang dikeluarkan, sistem yang akan dikembangkan, kemampuan SDM. Sehingga proses pengembangan sistem informasi menjadi efektif dan efisien serta berdasarkan pada keinginan dan kemampuan dari organisasi tersebut.


Dalam pengembangan sistem informasi, baik pengembangan dengan pendekatan proyek ataupun penelitian harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing masing metode, serta tingkat kompleksitas dari sebuah sistem. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan Metodelogi Pengembangan Sistem Informasi Laboratorium sbb :



B. TAHAPAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

1. Analisis Sistem Saat Ini

Mengidentifikasikan penggunaan dan pemanfaatan sebuah sistem, sampai dengan proses kerja sebuah sistem, yaitu dari mulai masukan ( input ), proses, keluaran ( output )
 
sistem informasi. Dalam tahapan ini biasanya seorang TLM akan mencoba mengidentifikasikan bagaimana perilaku pengguna, prosedur, pola dan kondisi dari sistem secara menyeluruh. Sehingga nantinya TLM dapat memahami bagaimana penerapan sistem diorganisasi tersebut secara detail.

2. Analisis Masalah
Mengidentifikasikan masalah dari sudut pandang pengguna sistem, organisasi dan teknologi, serta penyebab masalah tersebut. Dalam tahapan ini dibutuhkan seorang TLM yang mampu mengidentifikasikan segala hambatan, penyebab dan permasalahan yang ada, kemudian membuat daftar masalah yang harus dijadikan perhatian, serta dicarikan alternatif pemecahan masalah. Permasalahan yang dapat timbul pada tahap pranalitik ketika kita tidak menggunakan sistem barcode adalah kesalahan dalam penulisan identitas pasien, kemudian sebagai TLM maka dapat menganalisis hal tersebut sebagai hal yang dapat menimbulkan masalah terhadap keselamatan pasien. Karena pelayanan kesehatan sekarang ini berorientasi pada keselamatan pasien.

3. Analisis Kebutuhan Sistem
Mengidentifikasikan terkait kebutuhan dari model sistem yang nantinya akan dikembangkan, meliputi input data, proses dan laporan serta tampilan yang diinginkan pada sistem baru. Pada tahap ini dibutuhkan seorang TI yang dapat mampu mengidentifikasikan dan menerjemahkan kebutuhan dari user kepada pengembang Tahapan ini sering disebut sebagai tahapan yang cukup sulit dan memakan banyak waktu, karena hasil dari analisis kebutuhan yang baik akan menghasilkan rancangan sistem yng baik pula. Dengan demikian seorang TLM harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik untuk dapat memahami proses ini melalui pengembang yang akan membuat sistem ini.

4. Desain dan Perancangan Sistem
Adalah tahapan kegiatan yang dilakukan dalam merancang atau membuat desain secara rinci dari sebuah sistem. Desain atau rancangan sistem juga sering disebut sebagai prototype sistem, yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan implementasi, serta merupakan hasil rekayasa representasi terhadap sesuatu yang hendak dibangun. 

Hasil rekayasa refresentasi terhadap sesuatu yang hendak dibangun. Hasil perancangan harus dapat diukur kualitasnya. Dalam perancangan menekankan pada solusi logis mengenai operasi dan proses kerja suatu sistem. Dalam perancangan sitem informasi, biasanya dimulai dari merancang proses bisnis sistem dari yang umum, sampai yang paling rinci. Proses bisnis atau alur data sistem dapat digambarkan dengan menggunakan diagram konteks, data flow gram dan flow chart sistem. Setelah perancangan bisnis proses selesai, masuk ketahapan merancang input data sistem, yaitu merancang basis data dan kemudian merelasikan antara tabel atau entitas yang ada.

Tahap terakhir adalah merancang module dan tampilan antar muka sistem, yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
 

5. Uji Coba dan Evaluasi Kelayakan Prototipe Sistem
Fase akhir dari perancangan sistem secara umum, adalah menguji kelayakan prototipe sistem. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi prototype sistemini, penilaian kualitas rancangan sistem dan uji coba, harus dilakukan secara menyeluruh, agar pengguna dapat mengetahui apakah rancangan sistem sudah sesuai dengan kebutuhan.

Pada fase ini memungkinkan terjadinya perbaikan dan perubahan rancangan atau prototipe sistem, jika rancangan belum selesai dengan kebutuhan dan penambahan fitur yang diinginkan oleh pengguna. Rancangan sistemkemudian direview dan disetujui oleh TLM dan didokumentasikan. Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh, adalah untuk menemukan error dan kekurangan rancngan sebelum tahap implementasi sistem, maka prototipe sistem harus diperbaiki kembali.

Penilaian kelayakan prototipe sistem, dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan Anda dan membuat kuesioner, untuk mengukur secara kuantitatif persepsi TLM terhadap rancangan prototipe sistem.

6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem
Pada fase implementasi dan pemeliharaan sistem seorang TLM harus memahami bagaimana cara penggunaan sistem dan pemeliharaannya. Berikut cara penggunaan sistem dn cara pemeliharaannya. Berikut merupakan tahapan kegiatan dalam implementasi dan pemeliharaan sistem :
  • Pembagian tugas untuk implementasi sistem baru ( TLM, pengawas).
  • Sistem siap untuk diinstal dan dioperasikan.
  • Pelatihan dan bimbingan tentang penggunan sistem kepada pengguna (user).
  • Implementasi, menyusun laporan implementasi dan prosedur perawatan . sistem, serta melakukan monitoring secara berkala


Pengembangan Sistem Informasi Laboratorium


Desain Sistem Informasi Laboratorium merupakan sekumpulan dari model model terhubung yang menggambarkan hubungan dari sebuah sistem. Arsitektur informasi adalah desain komponen komputer secara keseluruhan (termasuk sistem jaringan), untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan organisasi yang spesifik. Arsitektur tehnologi informasi berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak biru (blueprint) untuk rencana dimasa datang. Tujuan dari arsitektur Sistem Informasi Laboratorium adalah supaya bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis strategis laboratoriium.

Oleh karena itu arsitektur informasi memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi dan teknologi pendukung. Sedangkan arsitektur sistem dan teknologi informasi dapat dipecah menjadi
4 level, yaitu :
a. Business Architecture
b. Functional Architecture
c. Software Architecture
d. Network Architecture
 
Arsitektur teknologi informasi berguna sebagai penuntun bagi operasi atau implementasi sistem untuk arahan dimasa datang. Dalam prakteknya arsitekture yang berjalan didalam jaringan, dapat dibagi tiga jenis architecture (Network Atchitecture), yaitu :
a. Arsitektur Terpusat
b. Arsitektur Tersebar
c. Arsitektur Client/Server


Desain pengembangan Sistem Informasi Laboratorium yang saat ini dilakukan adalah model Client/server. Integrasi demografi data pasien dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) ke Sistem Informasi Laboratorium (SIL) mengunakan protocol Health Level Seven (HL7). Apakah yang dimaksud dengan HL7? HL7 adalah alah satu standar American National Standards Institute (ANSI) yang telah terakreditasi oleh Standards Developing Organization (SDO) dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan.HL7 berisi templates (tabel dan field) untuk merancang validasi dan verifikasi input data dalam suatu sistem medis.

A. GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

Informasi dan alur pelayanan menggambarkan hubungan kerja melalui penetapan garis kewenangan dan tanggung jawab, komunikasi dan alur kerja agar diperoleh fungsi yang optimal melalui unit-unit terkait (koordinasi). Hal ini menjamin bahwa masing-masing petugas memperoleh pengertian mengenai tugas dan fungsi yang diharapkan, melengkapi mereka dengan mekanisme untuk mengerti dengan jelas tanggung jawab mereka dan kepada siapa harus bertanggung jawab. Sistem informasi laboratorium kesehatan adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan,mengolah, mengambil dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh laboratorium kesehatan tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan keputusan manajemen.

Tujuan utama dari sistem informasi laboratorium kesehatan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan serapi mungkin,mudah dibaca dan tepat waktu. Penyajian data laboratorium yang lebih rapi dan tepat waktu selain dapat juga dimanfaatkan di luar penggunaan tradisional, seperti untuk mempengaruhi perubahan pola perintah dokter,memantau perubahan pola kerentanan antibiotik secara lengkap, dan melakukan kajian lini produk serta penentuan biaya.1Pada sistem informasi laboratorium kesehatan, input adalah : 1)Form pendaftaran pasien dan sampel dan permohonan pemeriksaan, 2)Register pemeriksaan pasien klinis dan non klinis; 3) Daftar jenis dan tariff pemeriksaan sesuai daftar retribusi pelayanan laboratorium; 4) Register hasil pemeriksaan klinis dan non klinis; 5) Buku pencatatan pemakaian reagen, 6) Form laporan hasil pemeriksaan klinis dan non klinis.

Proses dalam sistem informasi laboratorium kesehatan berupa kegiatan pengelolaan pelayanan laboratorium meliputi: 1) Pencatatan data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif pemeriksaan,hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data pemeriksa;2) Perhitungan biaya pemeriksaan; 3) Perhitungan statistik laboratorium meliputi cakupan pemeriksaan laboratorium, rerata jumlah pemeriksaan per hari; 4) Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan; 5)Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium per periode waktu serta perhitungan angka pencapaian target pendapatan.

Output dalam sistem informasi laboratorium kesehatan berupa informasi mengenai biaya pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan laboratorium klinis dan non klinis, rekapitulasi hasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium, laporan statistik hasil pemeriksaan, laporan keuangan, laporan pemakaian reagen, laporan pengguna layanan (pelanggan). 

Subsistem yang membentuk sistem informasi laboratorium kesehatan adalah: pasien/pelanggan, bagian pendaftaran/pembayaran retribusi, bagian keuangan, bagian pelaksana teknis, kepala laboratorium.

Proses informasi pada tiap sub sistem saling berhubungan satu dengan lainnya untuk menghasilkan informasi secara keseluruhan dari sistem informasi laboratorium di untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat Pada umumnya sistem informasi laboratorium terdiri atas:
a. sistem informasi pelayanan
b. sistem informasi kepegawaian
c. sistem informasi keuangan/akuntansi
d. sistem informasi logistik.

Pengertian alur pelayanan oleh pelaksana di laboratorium lebih menunjukan kepada aspek pemeriksaan mulai dari pra analisis, analisis dan pasca analisis, sedangkan oleh pemakai jasa adalah ketepatan dan kecepatan hasil pemeriksaan. Dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah dengan menggambarkannya pada system flow.

1. System Flow Penerimaan Pasien
Pada System Flow penerimaan pasien ini, pertama-tama pasien melakukan pendaftaran serta menyerahkan surat pemeriksaan. Surat pemeriksaan tersebut kemudian diberikan kepada petugas administrasi. Sistem akan menampilkan data pasien yang sudah ada. Petugas administrasi akan mengecek status pasien dan petugas administrasi akan menampilkan data pasien, pemeriksaan dan data dokter. Data dokter digunakan untuk mengetahui berapa kunjungan pasien kemudian petugas administrasi akan memasukkan  data-data tersebut  dan selanjutnya memasukkan data-data tersebut ke dalam database yang sudah terkomputerisasi sehingga petugas administrasi bisa melihat histori pemeriksaan pasien dan dokter dalam periode tertentu.


Proses selanjutnya membuat bukti pembayaran yang digunakan untuk bukti bahwa pasien tersebut sudah melakukan pendaftaran dan transaksi pemeriksaan. Pada bukti pembayaran terdapat 2 lembar yaitu untuk lembar pertama digunakan untuk pasien dan lembar kedua untuk diarsipkan. Kemudian, setelah pasien mendapatkan bukti pembayaran maka akan melakukan pembayaran. 

2. System Flow Pemeriksaan
Pada System Flow Pemeriksaan ini, pertama tama dimulai dari petugas administrasi menyerahkan jenis pemeriksaan yang didapat dari pendaftaran pasien kepada petugas Kemudian, pada bagian laboratorium akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan apa yang ada di formulir pemeriksaan. Proses selanjutnya, menginputkan hasil pemeriksaan jika sudah selesai. Dengan menginput data, maka hasil pemeriksaan tersebut akan disimpan di dalam database secara komputerisasi sehingga bagian laboratorium bisa melihat histori pemeriksaan jika sewaktu waktu dokter pemberi rujukan menanyakan hasil pemeriksaan pasien tersebut. Kemudian, hasil pemeriksaan tadi diberikan kepada pasien. 

3. System Flow Pemesanan Reagen
Pada bagian System Flow Pemesanan Regen ini, dimulai dari bagian laboratorium mengecek persediaan reagen dari  data  reagen. Apakah persediaan  reagen  habis.  Jika tidak maka proses akan berakhir. Tapi jika persediaan reagen habis petugas lab akan menginputkan data pesanan pembelian apa saja yang sudah habis dan menyimpan data pesanan tersebut kedalam database yang sudah terkomputerisasi sehingga petugas bisa melihat reagen apa saja yang sudah dipesan.

Proses selanjutnya, membuat surat order yang terdiri dari 2 lembar surat order. Dari surat order tersebut petugas meminta persetujuan kepada manajer untuk di cek apa sesuai dengan reagen yang sudah habis. Apakah surat order tersebut disetujui  apa  tidak.  Jika  tidak maka surat  order  tersebut  dikembalikan  kepada petugas  lab  untuk  melakukan revisi dari data pemesanan, setelah selesai merevisi surat order  tersebut  akan  dikembalikan kepada pimpinan.

Kemudian,  jika  surat  order  tersebut  diterima  maka  pimpinan  akan menandatangani  surat  order  tersebut,  setelah ditandatangani  oleh   pimpinan   surat order yang pertama diberikan kepada bagian gudang dan surat kedua disimpan untuk dibuat arsip yang digunakan untuk mencocokkan data pemesanan. 

4. System Flow Penerimaan Reagen
Pada System Flow Penerimaan Reagen, di mulai dari petugas lab melihat data pesanan dari database dismpan dan terkomputerisasi. Kemudian, petugas akan mengecek order pesanan dari suppliersesuai apa tidak dengan apa yang sudah dipesan. Jika tidak maka sistem akan selesai. Dan jika sesuai maka petugas lab akan mengubah persediaan reagen dari data yang terkomputerisasi. Selanjutnya, karyawan bagian keuangan akan melakukan pembayaran sesuai dengan biaya dari keseluruhan reagen yang dipesan. 





Pengenalan Sistem Informasi Laboratorium

BAGIAN 1
PENGENALAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

Sebagai petugas laboratorium, apa saja yang telah Anda lakukan untuk menyimpan, menggunakan dan menyebarkan informasi terkait dengan fungsi laboratorium? Jika di tempat Anda bekerja sudah memanfaatkan sistem informasi laboratorium, maka bahan ajar ini akan melengkapi pengetahuan Anda tentang Sistem Informasi Laboratorium (SIL). Namun jika belum, maka pada bab ini kita bersama-sama akan membahas tentang Sistem informasi laboratorium dan penerapannya di laboratorium klinik. Materi ini sangat penting untuk Anda pelajari karena tugas Anda sebagai Teknisi Laboratorium Medik (TLM) memerlukan pengetahuan dan keterampilan mengenai SIL.


Menurut (Fahmi Hakam:2016) sistem informasi merupakan sebuah alat atau sarana yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil keputusan. Tujuan dari suatu sistem informasi adalah menciptakan suatu wadah komunikasi yang efisien dalam bidang bisnis. Sistem informasi berbasis internet merupakan sistem informasi yang memanfaatkan secara maksimal kegunaan dari komputer dan juga jaringan komputer. Selain itu, sistem informasi berbasis internet merupakan suatu sistem di mana interaksi manusia dan komputer menjadi faktor yang sangat penting.


Dewasa ini laboratorium merupakan salah satu lingkungan yang paling dinamis dalam pelayanan kesehatan. Masyarakat medis memberikan tekanan pada laboratorium untuk memperluas jangkauan pelayanan karena persaingan terutama sektor swasta yang semakin tajam pada era globalisasi saat ini. Dalam menghadapi persaingan tersebut, laboratorium secara terus menerus harus mengevaluasi dan memadukan teknologi yang berubah sangat cepat ke dalam kegiatan pelayanannya.


Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, laboratorium harus menerapkan standar pelayanan yang sama, tidak membedakan antara pelanggan yang satu dan yang lain. Bagi laboratorium, pelanggan berarti organsiasi atau orang yang menerima atau berkepentingan terhadap produk laboratorium yaitu laporan pemeriksaan, termasuk pendapat dan interpretasi terhadap hasil tersebut. Untuk organisasi yang besar pelanggan dapat internal atau eksternal bagi laboratorium.


Ukuran kepuasan pelanggan erat kaitannya dengan mutu pelayanan yang diberikan. Dalam kaitannya dengan laboratorium, data hasil pemeriksaan bisa dikatakan mempunyai mutu tinggi apabila data hasil tersebut memuaskan pelanggan dengan tetap mempertimbangkan aspek teknis sehingga precision dan accuracy (ketelitian dan ketepatan) yang tinggi dapat dicapai. Selain itu, data tersebut harus mempunyai kemampuan telusuran pengukuran dan terdokumentasi dengan baik, sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah maupun hukum. Hal itu berarti seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu, mulai dari perencanaan pengambilan sampel, penanganan, pemeriksaan dan/atau kalibrasi, sampai pemberian laporan hasil ke pelanggan. Oleh karena itu kebutuhan perbaikan kualitas pelayanan adalah merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar bagi kelangsungan hidup laboratorium dalam era kompetisi yang semakin ketat. Dimensi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan laboratorium diantaranya adalah:

  1. Perlindungan atas kerahasiaan informasi dan hak kepemilikan pelanggan terhadap data 
  2. hasil pemeriksaan;
  3. Keakuratan, kejelasan dan tidak meragukan, serta objektivitas laporan pemeriksaan;
  4. Ketepatan waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan.

Dengan mempelajari materi pada bab ini, Anda akan memperoleh gambaran tentang Sistem Informasi Laboratorium dan alur proses yang berkaitan dengan Sistem Informasi Laboratorium di tempat praktek atau tempat Anda bekerja sebagai TLM. Selain itu, dalam bab ini disajikan pula tentang bagaimana kita menentukan kebutuhan untuk pengadaan Sistem Informasi Laboratorium secara tepat sehingga tidak mengakibatkan terjadinya inefisiensi di laboratorium.


Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan Sistem Informasi Laboratorium. Secara rinci, setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat :
  1. Menjelaskan Konsep Dasar Sistem
  2. Menjelaskan Konsep Dasar Informasi
  3. Menjelaskan Konsep Dasar Sistem Informasi
  4. Menjelaskan Tujuan dari Sistem Informasi Laboratorium
  5. Menjelaskan Peran Sistem Informasi bagi Manajemen Laboratorium
  6. Menjelaskan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Laboratorium

Dalam bab ini akan disajikan pula contoh-contoh penerapan Sistem Informasi Laboratorium di laboratorium Klinik. Bab ini disajikan dalam dua topik, yaitu :
Topik 1.   Konsep Dasar Sistem Informasi
Topik 2.   Sistem Informasi Laboratorium

Topik 1
Konsep Dasar Sistem Informasi

Saudara mahasiswa, Anda mungkin pernah mengetahui berbagai contoh kesalahan yang terjadi dalam tahap-tahap di laboratorium. Sekarang Anda dapat melihat bahwa apabila terjadi kesalahan pada tahap tersebut maka akan berakibat fatal terhadap pasien dan juga dokter dalam menegakkan diagnosa. Sekarang coba Anda amati tabel di bawah ini tentang tahap-tahap yang terjadi dalam suatu proses di laboratorium :



A. KONSEP DASAR SISTEM

Dapat kita simpulkan bahwa “Sistem adalah sekumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi atau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Menurut (Mc Leod:2004) sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sehingga fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan (input), mengolah masukan (proses), dan menghasilkan keluaran (output) .

Berdasarkan cara kerja dan untuk mempermudah dalam memahami serta mengembangkan suatu sistem, maka sistem memiliki karateristik yang dibagi menjadi 9 macam yaitu :

1. Komponen Sistem
Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan. Beberapa komponen tersebut dapat terdiri dari beberapa subsistem atau bagian bagian dari sistem, di mana setiap sub sistem memiliki fungsi khusus, yang akan mempengaruhi proses sebuah sistem secara keseluruhan. Contoh sistem yang terkait dengan laboratorium antara lain adalah jika proses pada tahap pre analitik (identifikasi pasien) tidak dilakukan dengan benar maka proses analitik akan memberikan hasil yang tidak tepat.
 
2. Batas Sistem
Batasan sebuah sistem, merupakan ruang yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan di luar sistem. Contoh yang terkait dengan laboratorium adalah proses pemeriksaan radiologi sebagai bagian dari pemeriksaan penunjang tidak terkait dengan proses pemeriksaan yang sedang berlangsung di laboratorium.

3. Lingkungan Luar Sistem
Merupakan sesuatu di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi atau cara kerja sistem. Lingkungan luar ini dapat bersifat merugikan atau menguntungkan. Contoh yang terkait dengan laboratorium adalah jika pada proses pendaftaran pasien data yang diisi tidak benar maka akan berpengaruh terhadap kesalahan dalam pengambilan darah.

4. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung atar subsistem yang memungkinkan beberapa sumber data dapat mengalir satu subsistem ke subsitem lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukkan untuk subsistem lainnya melalui suatu media penghubung serta untuk mengintegrasikan antara suatu subsistem menjadi satu kesatuan. Contoh yang terkait dengan proses dilaboratorium adalah penggunaan sistem informasi laboratorium.

5. Masukkan Sistem (Input)
Sesuatu yang dimasukkan kedalam sistem, dapat berupa sebuah sumber daya ( data, sinyal, energi dll) yang dapat diolah atau dimanipulasi oleh sebuah sistem, untuk menjadi sebuah informasi. Contoh yang terkait dengan proses di laboratorium yang menjadi input adalah specimen yang telah diambil oleh TLM.

6. Pengolahan Sistem ( Proses )
Sebuah sistem mempunyai suatu bagian pengolah, yang bertugasmengubah masukan menjadi keluaran, sehingga hasilnya dapat digunakan. Suatu sistem informasi akan mengolah masukkan berupa data menjadi keluaran berupa informasi. Contoh yang terkait dengan proses dilaboratorium adalah dilakukan pemeriksaan terhadap specimen.

7. Keluaran Sistem ( Out put)
Hasil dari masukkan yang telah diolah, akan diubah menjadi keluaran yang berguna. Hasil dari keluaran sistem berupa sebuah informasi yang berbentuk laporan ( grafik, angka, narasi, gambar dll) yang dapat digunakan sebagai bahan masukkan dalam pengambilan keputusan. Contoh yang terkait dengan proses di laboratorium adalah specimen yang telah diperiksa dengan alat laboratorium akan memberikan data berupa angka yang membantu dokter dalam menegakkan diagnosis

8. Sasaran Sistem( Objective )
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi atau kerja sesbuah sistem tidak aka nada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan masukkan yang dibutuhkan, proses kerja dan keluaran yang dihasilkan oleh sebuah sistem. Contoh yang terkait dengan laboratorium adalah sasaran dari pemeriksaan laboratorium adalah memberikan hasil yang cepat, tepat dan akaurat sehingga dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis.



Siklus sistem adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Pada dasarnya informasi juga dapat menghasilkan informasi berikutnya dan demikian seterusnya. Proses menghasilkan informasi harus melalui beberapa tahapan yang dilakukan komputer sebagai tehnologi informasi. Tahapan tersebut terdiri dari Input- Proses- Output yang disebut sebagai siklus atau cara kerja sebuah sistem. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan, dihasilkan, dapat pula dijadikan data kembali atau sebagai input untuk diproses selanjutnya, sehingga mengahasilkan sebuah informasi sesuai dengan pengguna dan kegunaannya.


Berikut penjelasan langkah- langkah proses transformasi data menjadi informasi :

1. Pengumpulan data, merupakan proses mengumpulkan, menerima dan menangkap data mentah atau dasar yang belum diolah. Pengumpulan data dapat berupa data primer dan sekunder. Dalam laboratorium, data primer terkait dengan hasil pemeriksaan laboratorium pasien sedangkan data sekunder berupa histori hasil pemeriksaan laboratorium pasien.

2. Pemeriksaan
Merupakan proses seleksi dan memilih data atau fakta yang dikumpulkan kemudian dilakukan pembuktian kebenaran data yang telah diperoleh. Dalam laboratorium tahap ini dapat kita jumpai pada proses identifikasi data pasien dengan prosedur mengkonfirmasi nama pasien secara langsung.

3. Penggolongan
Merupakan proses pengelompokan dan pemilihan data sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam laboratorium, tahap ini akan menghasilkan pemeriksaan sesuai kelompok pemeriksaannya.

4. Penyusunan
Merupakan proses menempatkan data dalam urutan-urutan atau rangkaian tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Sebagai contoh dilembar hasil pemeriksaan laboratorium.

5. Peringkasan
Merupakan proses ketika data yang telah dikumpulkan dan dibedakan pengelompokannya, kemudian diringkas dan disusun menjadi laporan atau mengakumulasikan data menjadi bentuk yang sederhana. Hasil akhir dari proses ini adalah merupakan hasil pemeriksaan specimen pasien.
 
6. Perhitungan
Merupakan proses memberikan nilai dan melakukan perhitungan atau mengakumulasikan data yang telah diperoleh. Contohnya adalah jika kita melakukan pemeriksaan LDL dengan metode perhitungan maka alat akan mengkalkulasi hasil pemeriksaan LDL berdasarkan perhitungan pemeriksaan kolesterol dan trigliserid.

7. Penyimpanan
Merupakan proses menempatkan data pada media penyimpanan, sehingga data dapat terjaga dan terpelihara dengan baik, serta dapat diambil kembali pada saat diperlukan. Contoh hasil pemeriksaan pasien akan tersimpan didalam sistem informasi laboratorium, berupa data histori kunjungan pasien.

8. Pengambilan kembali
Merupakan proses pengambilan keterangan kembali arsip, apabila informasi tersebut masih diperlukan dan tidak usang, agar dapat digunakan sebagai bahan informasi.

9. Perbanyakan
Merupakan proses memperbanyak informasi yang ada, dengan maksud menjaga informasi agar tidak hilang dan membagikan kepada yang berkepentingan. Contohnya informasi berupa hasil pemeriksaan pasien akan dikirim dari sistem informasi laboratorium ke sistem informasi rumah sakit dan akan disimpan didalam sistem tersebut.

10. Pengkomunikasian
erupakan proses menyebarkan informasi kepada pemakai informasi. Contohnya hasil pemeriksaan laboratorium yang telah dikirim ke sistem informasi rumah sakit dapat dibaca di ruangan dokter yang meminta pemeriksaan laboratorium.


C. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

Mari kita samakan persepsi tentang Sistem Informasi. Sistem Informasi adalah suatu sistem yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian dan akan mendukung fungsi operasional organisasi, untuk dapat menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak terkait, serta merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan suatu informasi.

Sistem informasi merupakan sebuah alat atau sarana yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil keputusan. Sistem informasi juga dapat diartikan sebagai media untuk membagikan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna informasi secara cepat dan tepat.

Selain itu, menurut ( Nugroho,2010) sistem informasi tidak lepas dari sistem secara umum dan informasi itu sendiri. Sistem informasi yang terintegrasi adalah keterkaitan antara setiap subsitem, sehingga data dari suatu sistem secara rutin dapat melintas menuju atau diambil oleh sistem yang lain. Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen pembentuk system yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya, yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Kriteria dari sistem informasi antara lain fleksibel, efektif dan efisien. Menurut John F. Nash (1995:8) yang diterjemahkan oleh L Midjan dan Azhar Susanto,  menyatakan  bahwa  sistem  informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Henry Lucas (1988:35) yang diterjemahkan oleh Jugianto H.M, menyatakan bahwa sistem Informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung  pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi. Menurut John F.Nash dan Martil B.Robert (1988:35) yang  diterjemahkan oleh Jugianto H.M, menyatakan sistem informasi adalah kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur – prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk  mendapatkan  jalur komunikasi  pentingm,  memproses  tipe  transaksi  rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal.

Dari berbagai pengertian sitem informasi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa Sistem Informasi menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen, operasi perusahaan dari  hari  ke  hari  dan  informasi  yang   layak   untuk   pihak luar perusahaan. Selain  itu  pengertian  sistem  informasi  menurut Rommey  (1997:16) yang dialih bahasakan oleh Krismiaji (2002; 12), Sistem Informasi adalah cara -  cara yang diorganisasi untuk mengumpulakn, memasukkan, mengolah, dan menyimpan  data  dan  cara-cara  yang  diorganisasi  untuk  menyimpan, mengelola,  mengendalikan   dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.



Tujuan Sistem Informasi :
  1. Menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen
  2. Membantu petugas didalam melaksanakan operasi perusahaan dari hari ke hari
  3. Menyediakan informasi yang layak untuk pemakai pihak luar perusahaan.

Sistem informasi berbasis internet merupakan sistem informasi yang memanfaatkan secara maksimal kegunaan dari computer dan juga jaringan komputer. Selain itu, sistem informasi berbasis internet merupakan suatu sistem dimana interaksi manusia dan komputer menjadi peranan yang sangat penting. Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi yang terdiri dari operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan.

Sekarang kita akan membahas tentang komponen sistem informasi, berikut adalah komponen-komponen sistem informasi:
1. Perangkat Keras (Hardware)
Merupakan perangkat keras sistem informasi berbasis komputer, seperti Central Processing Unit/CPU), monitor, keyboard, printer dll.

 Perangkat Lunak (Software)

Merupakan perangkat lunak dari sebuah sistem informasi, yaitu sebuah operating system, aplikasi atau program yang digunaka untuk mengatur, mengolah dan menganalisa data. Contohnya adalah Google Chrome untuk masuk ke jaringan online, Mozila Firefox-untuk masuk ke jaringan online, Microsoft Office Word-untuk membuat dan mengedit suatu dokumen, Microsoft office powerpoint-untuk membuat video, membuat persentasi, mengedit potho, Microsoft Excel- untuk membuat dan mengedit suatu dokumen.


4. Network (jaringan)
Merupakan alat yang menghubungkan elemen atau antar subsistem, sehingga memungkinkan adanya interaksi yang cepat dalam pertukaran data dan informasi


3. Database
Merupakan sekumpulan data di dalam sistem informasi dan tersusun dalam tabel atau file. Contohnya MySQL, merupakan aplikasi pengolah database yang bersifat open source dikembangkan oleh Oracle, SQLite, merupakan aplikasi pengolah database yang bersifat open source, dikembangkan oleh D. Richard Hipp



5. Prosedur

Merupakan gambaran bagaimana data tertentu diproses dan dianalisa untuk menghasilkan produk dari sebuah sistem informasi


 6. Pengguna (User)
Merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam menggunakan, merawat dan mengembangkan sistem
 

Topik 2
Sistem Informasi Laboratorium



Gambar di atas menunjukkan tentang Laboratory Information System ((LIS) atau Sistem Informasi Laboratorium (SIL). Sistem Informasi Laboratorium mengintegrasikan semua proses yang berlangsung didalam laboratorium. Kegiatan dimulai dari preanalitik, analitik dan pasca analitik, semua kegiatan terintegrasi dengan sebuah sistem. Dari penjelsan diatas, mari kita samakan persepi tentang Sistem Informasi Laboratorium yaitu :“Prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan mempertahankan, mengolah mengambil dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh laboratorium tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan keputusan manajemen” .

Sistem Informasi Laboratorium juga dapat dijelaskan sebagai adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Berikut penjelasan lebih rinci tentang Sistem Informasi Laboratorium, mari kita simak bersama-sama. Sistem Informasi Laboratorium merupakan suatu pengelolaan informasi secara sistematis dalam rangka pelayanan laboratorium.

Semakin hari kemajuan tehnologi komputer, baik dibidang perangkat lunak maupun perangkat keras berkembang dengan pesat. Karena laboratorium harus memberikan layanan yang cepat, tepat dan akurat, melihat situasi tersebut sudah sangatlah tepat jika laboratorium menggunakan sisi kemajuan komputer baik perangkat keras maupun lunaknya dalam upaya
membantu operasional manajemen yang sebelumnya dilakukan secara manual. 

human error merupakan faktor yang berperan dalam terjadinya kesalahan jika laboratorium masih menggunakan sistem manual. Sistem informasi laboratorium kesehatan adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan,menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh laboratorium kesehatan tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan keputusan manajemen.

Tujuan utama dari sistem informasi laboratorium kesehatan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu. Penyajian data laboratorium yang lebih rapi dan tepat waktu selain dapat juga dimanfaatkan di luar penggunaan tradisional, seperti untuk mempengaruhi perubahan pola perintah dokter, memantau perubahan pola kerentanan antibiotik secara lengkap, dan melakukan kajian lini produk serta penentuan biaya.

Proses dalam sistem informasi laboratorium kesehatan berupa kegiatan pengelolaan pelayanan laboratorium meliputi:
1. Pencatatan data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif pemeriksaan, hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data pemeriksa

2. Perhitungan biaya pemeriksaan
3. Perhitungan statistik laboratorium meliputi cakupan pemeriksaan laboratorium, rerata jumlah pemeriksaan per hari

4. Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan
5. Perhitungan   jumlah    pendapatan    laboratorium    per    periode    waktu    serta perhitungan angka pencapaian target pendapatan.

Sistem Informasi Laboratorium terdiri dari :
1. Input (sub input)
2. Proses (sub proses)
3. Output (sub output)

Input
  1. Form pendaftaran pasien dan sampel dan permohonan pemeriksaan
  2. Register pemeriksaan pasien klinis dan non klinis
  3. Daftar jenis dan tarif pemeriksaan sesuai daftar retribusi pelayanan laboratorium
  4. Register hasil pemeriksaan klinis dan non klinis
  5. Buku pencatatan pemakaian reagen
  6. Form laporan hasil pemeriksaan klinis dan non klinis.

Proses
  1. Pencatatan   data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif emeriksaan,hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data pemeriksa
  2. Perhitungan biaya pemeriksaan
  3. Perhitungan statistik laboratorium meliputi cakupan pemeriksaan laboratorium, rerata jumlah pemeriksaan per hari
  4. Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan
  5. Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium per periode waktu serta perhitungan angka pencapaian target pendapatan.

Output
  1. Informasi mengenai biaya pemeriksaan
  2. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium klinis dan non klinis 
  3. Rekapitulasihasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium
  4. Laporan statistik hasil pemeriksaan
  5. Laporan keuangan
  6. Laporan pemakaian reagen
  7. Laporan pengguna layanan (pelanggan

A. TUJUAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

Sekarang mari kita bahas tentang tujuan dari Sistem Informasi laboratorium, dan sebagai TLM timbul pertanyaan mengapa diperlukan sistem informasi dan komputerisasi pada kegiatan di laboratorium?
  1. Pemeriksaan dalam jumlah besar maka bila tidak dibantu sistem informasi maka akan terjadi keterlambatan
  2. Pada pemeriksaan jumlah besar, adanya kesalahan akan dapat dikurangi dengan 
  3. penggunaansistem informasi laboratorium
  4. Pada pemeriksaan yang sedikit akan dapat diatur agar terjadi efisiensi 
  5. Sisteminformasi akan memperoleh dan mempermudah arus informasi yang diperlukan

Tujuan utama dari sistem informasi laboratorium kesehatan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu. Penyajian data laboratorium yang lebih rapi dan tepat waktu selain dapat juga dimanfaatkan di luar penggunaan tradisional, seperti untuk mempengaruhi perubahan pola perintah dokter, memantau perubahan pola kerentanan antibiotik secara lengkap, dan melakukan kajian lini produk serta penentuan biaya.

Nah jelas sekali betapa pentingnya sistem informasi didalam laboratorium, untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang berbagai proses yang berlangsung didalam laboratorium. Setelah memahami uraian diatas, sekarang bagaimana sikap anda terhadap pentingnya Sistem Informasi Laboratorium? Apakah Anda menganggap bahwa entri data secara manual masih lebih baik? Pastinya semakin kita mengetahui tujuan sistem informasi laboratorium maka Anda akan semakin perduli dan menjadikan keselamatan pasien sebagai hal yang penting dalam proses di laboratorium.

Setelah mengetahui apa itu sistem Informasi Laboratorium dan tujuan dari sistem informasi laboratorium maka kita semakin mengerti bahwa Sistem Informasi Laboratorium membantu kita untuk mengelola laboratorium secara baik dan berperan dalam meningkatkan pasient safety di rumah sakit. Kesalahan dalam penulisan identitas, waktu tunggu yang lama, pengelolaan logistik yang baik serta peningkatan mutu internal melalui pemantauan pemantapan kualitas internal secara sistem diharapkan dapat mengurangi komplain dan mencegah terjadinya insiden.


B. PERAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM BAGI MANAJEMEN LABORATORIUM

Menurut World Health Organization (WHO dalam buku “Design and Implementation of Health Information System “(2000), bahwa suatu sistem informasi laboratorium tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem rumah sakit. Sistem Informasi Laboratorium yang efektif dapat memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di tingkat manajemen laboratorium.

Sistem informasi Laboratorium juga harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Fitur-fitur yang terdapat didalam Sistem Informasi Laboratorium sangat banyak dan sangat bermanfaat bagi manajemen laboratorium untuk mengelola dan menafaatkannya dengan baik. Pada pelaksanaannya manajer laboratorium bertugas merencanakan sistem informasi, mengembangkan kebijakan data laboratorium, dan mengidentifikasikan kebutuhan informasi saat ini dan masa datang.

Sistem informasi manajemen adalah suatu interaksi atau kerjasama untuk melakukanfungsi pengolahan data menjadibentuk yang penting bagi penerimanyadan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Sehingga peranan SIM dapat digunakan untuk mencari atau memperoleh informasi, diperlukan adanya data dan unit pengolah data (Sutanta, 2003:19).

1. Peran Sistem Informasi Laboratorium pada Proses Perencanaan
Dalam suatu organisasi setiap tingkatan manajemen mempunyai kebutuhan kebutuhan perencanaan yang berbeda. Dalam tingkat perancangan dan pengendalian operasional, komputer mampu melaksanakan hampir semua kegiatan yang ada. Hal ini dikarenakan sebagian kegiatan perancangan dan pengendalian dapat distrukturkan dengan jelas dan rinci
 
2. Dukungan Sistem Informasi Laboratorium pada Proses Pengendalian
Menurut Sutanta (2003:48), “laporan prestasi atau evaluasi menggambarkan suatu perbandingan antara prestasi nyata dengan prestasi yang direncanakan. Laporan prestasi disusun dari kegiatankegiatan lampau yang telah dikerjakan. Dan jika laporan tersebut digunakan sebagai dasar tindakan di masa mendatang, maka disebut sebagai laporan pengendalian”.

3. Dukungan Sistem Informasi Laboratorium pada Pengambilan Keputusan
Dukungan SIM pada proses pengambilan keputusan, menurut Sutanta (2003:50), meliputi tiga tahap, yaitu (a) menelusuri permasalahan, yaitu usaha usaha penyelidikan lingkungan untuk membuat keputusan dan pengakuan adanya masalah, (b) desain untuk penciptaan pemecahan masalah, yaitu usaha-usaha penemuan alternatif- alternatif pemecahan masalah dan pengembangan alternative alternatife pemecahan masalah, (c) pemilihan untuk pengujian kelayakan pemecahan masalah yang melibatkan seleksi arah tindakan dan pelaksanaanya.

Dari bahasan diatas, terlihat dengan jelas bahwa peran Sistem Informasi Laboratorium sangat besar didalam suatu proses manajemen. 

C. STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

Didalam mengembangkan suatu sistem diperlukan dukungan dan komitmen yang kuat dari semua pihak agar sistem ini dapat berjalan dengan baik. Beberapa dukungan yang sangat diperlukan dalam pengembangan sistem akan kita bahas berikut ini:

1. Dukungan Manajemen dan Organisasi
Dukungan manajemen dan kebijakan dalam organisasi sangat menentukan dalam pengembangan sistem informasi laboratorium , dapat juga dikatakan bahwa sukses atau tidaknya penerapan sistem inforamasi tergantung dari kebijakan dan dukungan yang diberikan dari pimpinan atau manajemen dalam sebuah organisasi.

Dukungan manajemen dalam organisasi sangat penting karena sejatinya merekalan yang akan menggunakan hasil dari sistem informasi, sebagai landasan dalam pengambilan keputusan organisasi. Dukungan yang diberikan manajemen dalam pengembangan sistem informasi laboratorium dapat berupa kebijakan atau aturan yang mendukung tentang inovasi sisstem dan tehnologi informasi serta alokasi anggaran yang diberikan untuk pengembangan SIL. 


2. Kekuatan SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) akan sangat mempengaruhi dalam pengembangan sistem inforamasi laboratorium. Sumber daya manusia dalam sistem informasi laboratorium bukan hanya tenaga IT atau teknisi saja, namun juga pengguna sistem itu sendiri.

Maka dari itu perencanaan SDM sangat diperlukan dalam kegiatan ini. Untuk memastikan kekuatan dan kesiapan SDM dalam pengembangan sistem informasi laboratorium, maka manajemen terlebih dahulu harus mengukur kekuatan SDM dan pengetahuan dari pengguna sistem. Meskipun SDM sudah mumpuni dan professional dalam pekerjaannya, jika perilaku dan pengetahuan pengguna masih kurang, juga akan merugikan organisasi.

Karena mesikipun laboratorium mempunyai sistem yang bagus tetapi para pengguna tidak ingin menggunakannya, maka keberadaan sistem informasi laboratorium ini menjadi percuma.

Kekuatan SDM dapat ditingkatkan dengan dua cara , yaitu dengan pelatihan dan perekrutan pegawai baru. Sedangkan kekuatan pengguna atau user SIL dapat ditingkatkan dengan pelatihan, pendampingan dan monitoring secara berkelanjutan, supaya pengguna SIL dapat berjalan secara lancar. Sebagai seorang TLM Anda harus selalu menambah pengetahuan tentang penggunaan sistem ini agar penerapan nya menjadi nilai tambah di labotratorium Anda.
 
3. Ketersediaan Infrastruktur
Infrastruktur TI didefinisikan sebaga sumber adaya teknologi informasi yang menyediakan platform dan mendukung operasi aplikasi sistem informasi yang terperinci.

Infrastruktur TI meliputi investasi dalam perangkat keras atau jaringan yang akan mendukung performa Sistem Informasi Laboratorium. Namun infrastruktur TI uga merupakan sekumpulan layanan yang dianggarkan oleh pihak mnajemen yang terdiri dari kapabilitas manusia dan kapabilitas tehnis.

Maka dari itu sebelum melakukan pengembangan Sistem Informasi Laboratorium, manajemen juga harus melakukan perencanaan infrastruktur yang sesuai dengan Sistem Informasi Laboratorium yang akan dikembangkan, serta menyusun standard dalam perawatan.

D. TAHAPAN DAN STRATEGI

Tahapan dan strategi menjadi bagian yang penting dalam menentukan bentuk Sistem Informasi Laboratorium yang kita inginkan, Anda harus memahami kebutuhan kebutuhan yang bisa di dapatkan dari sistem ini. Baiklah mari kita mulai membicarakan tentang proses dalam tahapan ini
Desain informasi laboratorium adalah tahap setelah analisis sistem yang berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuhdan berfungsi. 

Tujuan desain sistem


Dalam melakukan pengembangan sistem informasi laboratorium yang dilakukan oleh pengembang, seorang TLM harus memahami aspek berikut ini :
a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan oleh TLM.

b. Desain sistem harus mendukung tujuan utama dari laboratorium.

c. Desain harus efisien dan efektifuntuk dapat mendukung pengolahan data di laboratorium dan mendukung pengambilan keputusan oleh seorang TLM.

d. Desain harus dapat mempersiapkan rancangan yang terinci untuk masing masing komponen sistem.

Berikut kita dapat melihat gambaran Desain Arsitektur Sistem Informasi Laboratorium menurut tipe dari Rumah Sakit ataupun Laboratorium Klinik Mandiri.


SOCIAL LIFE

MAHASISWA PERANTAU DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Hai, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, ikali ini saya mau berbagi perasaan deng...